Home Top Ad

Awas! Bakal Kena Penyakit dan Sasaran Bully, Ini Alasan Mengapa Kamu Jangan Jadi Jomblo

Share:

Baca-Berita.com - Penghinaan dan juga sindiran dari teman tampaknya adalah hal yang biasa didapati oleh para jomblo. Hal ini lantaran mereka kerap diceng-cengi karena tak memiliki pasangan hingga akhirnya memilih untuk melakukan segala sesuatu sendirian. 

Bukan untuk menakut-nakuti, akan tetapi jika kamu saat ini berstatus jomblo, tak hanya penghinaan atau rasisme yang akan kamu peroleh. Fakta penelitian menemukan jika seseorang tidak merasakan benar-benar kebahagiaan dalam hidup mereka, itu dikarenakan mereka belum menemukan pasangan di dalam hidup. 

Berikut ini fakta yang akan kamu terima jika kamu berstatus jomblo, simak penjelasannya ya!

1. Kerap mendapat perlakuan diskriminatif

Bagi para jomblo, ejekan dan sindiran kerap mereka dapatkan bahkan dari keluarga sendiri. Hal ini pun kemudian menjadi perhatian yang cukup serius, bahkan menjadi penelitan untuk melihat bagaimana efek lajang terhadap perlakuan diskriminatif yang diterima seorang jomblo. 

Dalam kesimpulan penelitian itu, awalnya para peneliti menemukan bahwa sebagian individu yang memilih tetap melajang ternyata mendapat lebih banyak manfaat. Mereka sering membentuk ikatan yang lebih dekat dengan rekan kerja dan orang yang dicintai, dapat memiliki kehidupan yang lebih dalam dan lebih bermakna daripada orang yang sudah menikah. 

Namun, pada tahun 2016 lalu sebuah studi berhasil menemukan kesimpulan sebaliknya bahwa sebagian besar penelitian yang dilakukan dengan peserta yang belum menikah, justru menimbulkan perlakuan diskriminatif terhadap para lajang. 

2. Memiliki risiko demensia lebih tinggi

Tak hanya menjadi bahan diskriminatif, menjadi seorang jomblo juga meningkatkan risiko terkena penyakit demensia atau kelupaan akut.

Pada tahun 2017, tim peneliti menemukan bahwa tidak pernah mengucapkan sumpah pernikahan dapat meningkatkan peluang seseorang terkena demensia hingga 42 persen.

Studi itu nyatanya cukup besar dan masif. Bahkan mencakup 15 proyek mulai dari Eropa, Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan Asia, dan melihat 812.047 peserta. Hasilnya meski tidak konkret, menunjukkan bahwa penyendiri seumur hidup memiliki peluang terbesar untuk terkena kondisi kelupaan akut atau linglung yang menghancurkan secara perlahan.

3. Tunisia mengusir wanita lajang

Jika biasanya para orang tua takut kehilangan anak mereka sejak masih bayi, namun berbeda dengan negara yang satu ini. Tunisia memiliki budaya jika seorang wanita lajang akan diusir dari rumah untuk menemukan jodoh mereka. 

Yang paling buruknya lagi, mereka tidak menerima simpati jika terjadi pemerkosaan yang menyebabkan kehamilan pada seorang wanita. 

Alasan utama mereka membenci hal tersebut adalah  bahwa Tunisia mengikuti hukum syariah dan hukum Islam yang melarang seks pranikah. Hal ini tentu saja tidaklah salah, namun yang membuatnya sedikit mencolok adalah para pria yang anehnya tidak dikucilkan atau dilecehkan jika melakukan hal tersebut. Sehingga dengan jelas menunjukkan bahwa negara ini tidak menganut kesetaraan gender.

Sumber : IDZ